Gudeg adalah Jogja, Jogja adalah gudeg. Dua kata
ini nampak seperti kembar siam, sulit dipisahkan. Kalau kita sejenak
berkeliling kota Jogja, akan banyak menemui penjual masakan yang manis
ini. Orang Jogja suka menyantap gudeg ini terutama di pagi dan malam
hari. Masakan gudeg ada 2 macam, yaitu gudeg basah dan gudeg kering.
Gudeg basah , hanya satu kali dimasak dengan direbus hingga habis
airnya, Sedangkan gudeg kering , minimal 2 kali memasak hingga
benar-benar kering. Gudeg kering mempunyai daya tahan lebih lama (bisa
sampai 4-5 hari) daripada gudeg basah, karena air di dalamnya
benar-benar sudah habis. Gudeg biasanya disajikan dengan sayur daun
singkong, ayam , telur, dan krecek pedas (dari bahan kulit sapi). Untuk
gudeg basah biasanya ditambahkan dengan areh.
Di pagi hari, tempat menyantap gudeg yang cukup
kondang adalah di jalan Wijilan (sebelah timur Kraton), orang sering
menyebutnya GUDEG WIJILAN. Di sepanjang jalan ini, setiap pagi berjejer
penjual gudeg . Namun di antara banyak penjual gudeg ini, GUDEG YU DJUM
yang ramai dikunjungi orang. Selain di Wijilan, Anda dapat mudah menemui
penjual gudeg di sudut - sudut jalan kota Jogja.
Di utara UGM, tepatnya Kampung Barek, adalah
sentra produsen gudeg. Di sini ada belasan rumah yang memproduksi gudeg
dan rata-rata mempunyai tempat berjualan di seantero kota Jogja.
Beberapa nama gudeg kondang berasal dari kampung ini, antara GUDEG YU
DJUM, GUDEG YU GINUK, GUDEG BU AMAD, dll.
Di malam hari, penjual gudeg lebih tersebar.
Beberapa daerah penjual gudeg yang terkenal adalah di Tugu - Jalan
Mangkubumi, sepanjang jalan Solo, seputar jalan Brigjen Katamso. Salah
satu penjual gudeg malam hari yang cukup terkenal adalah GUDEG PERMATA
atau GUDEG BU PUJO. Disebut gudeg Permata, karena letak warung ini
persis di sebelah bioskop Permata. Tempat lain yang cukup kondang adalah
GUDEG WIROBRAJAN dan GUDEG TUGU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar